Follow Us @soratemplates

Senin, 03 Agustus 2020

BEKERJA AMAN DI LABORATORIUM

Agustus 03, 2020 0 Comments

BEKERJA AMAN DI LABORATORIUM

Perkembangan pengetahuan sains didasarkan pada fenomena yang didapat dari pengamatan di laboratorium, baik laboratorium ruang maupun alam semesta sebagai laboratorium raksasa yang tidak pernah berhenti memberikan inspirasi pada para ilmuwan. Laboratorium di sekolah menyelenggarakan praktikum kimia sebagai pembuktian atas beberapa fenomena kimia, memberikan keterampilan dalam bekerja di laboratorium, dan sebagai tempat melakukan penelitian sederhana. Di dalam bekerja di laboratorium kimia, praktikan dihadapkan pada pekerjaan dengan resiko yang besar. Hal ini disebabkan karena dalam setiap praktikum digunakan :

  1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif, dan bersifat racun.
  2. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tangan atau muka.
  3. Reagen anorganik yang reaktif.
  4. Alat-alat listrik seperti kompor listrik, oven, lampu pemanas dan lain-lain.
  5. Air untuk pendingin yang sewaktu-waktu dapat bewrhenti alirannya atu bocor, oleh karena itu air di laboratorium kimia sangatlah penting.
  6. Radiasi ultraviolet.

Penggunaan bahan kimia berbahaya sebaiknya dihindari, tetapi bila harus dilakukan maka penggunaannya dibuat sekecil mungkin atau harus dirancang dulu percobaan yang akan dilakukan (bahannya, alatnya, kondisi dan sebagainya), sehingga aman dalam bekerja. Bahan-bahan kimia berbahaya (Hazardous Chemicals) diberikan label pada kemasan, diantaranya sebagai berikut: 


Toxic

:

Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila sedikit bahan kimia ini masuk dalam tubuh dengan ingestion, menghirup uap, bau atau debu, atau dengan penyerapan melalui kulit.

Corrosive

:

Produk ini dapat merusak jaringan hidup. Mata adalah yang paling mudah terkena.

Explosive

:

Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan api bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan) dengan logam.

Oxidizing

:

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini juga dapat menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan reduktor.

Flammable

:

Senyawa ini mempunyai flash point yang rendah (mudah terbakar). Dapat bereaksi dengan air atau udara basah (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar jika terdapat sumber nyala seperti api bunsen, permukaan logam panas, loncatan bunga api listrik dan lain-lain.

Harmful

:

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir dan dapat mengganggu pernapasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak langsung dengan kulit, dihirup atau ditelan.

             

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (k3) di Laboratorium Kimia   

Untuk lebih memahami tentang keselamatan kerja, saksikan tayangan berikut :

Untuk meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium, berikut beberapa petunjuk bekerja aman di laboratorium kimia:

1.      Sebelum memulai praktikum, praktikan harus sudah memahami dan mempersiapkan apa yang akan dilakukan dalam praktikum (tujuan percobaan, sifat-sifat bahanalat yang digunakan dan cara kerja percobaan).

2.      Selama mengikuti praktikum, praktikan harus memakai jas praktikum yang bersih, dan jika diperlukan menggunakan sarung tangan karet, masker, dan kaca mata laboratorium (kacamata google).

3.      Bekerjalah dengan tertib, tenang, dan teratur serta tidak membuat kegaduhan yang dapat mengganggu praktikan lain.

4.      Jangan makan/minum, merokok di dalam ruang laboratorium.

5.      Jangan memasukkan benda-benda ke mulut, misalnya menggigit pensil atau pulpen, membasahi kertas label menggunakan lidah untuk menghindari masuknya zat berbahaya ke dalam tubuh.

6.      Berhati-hati ketika membawa atau menggunakan alat-alat gelas. Dalam kegiatan pemanasan dengan alat gelas gunakan kaca yang tahan panas (biasanya pyrex).

7.      Jangan menengok mulut tabung/wadah secara langsung terutama ketika sedang atau setelah dipanaskan.

8.      Jangan menghadapkan mulut tabung/wadah ke arah orang lain.

9.      Pada waktu melakukan percobaan, hindari melakukan langkah kerja/menggunakan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan buku petunjuk praktikum.

10.  Tutup kembali dengan rapat botol bahan-bahan kimia yang telah digunakan. Bersihkan dan keringkan alat-alat kimia sebelum disimpan.


Minggu, 02 Agustus 2020

Tekanan Osmotik (Ï€)

Agustus 02, 2020 0 Comments

Tekanan Osmotik (Ï€)


Tujuan Pembelajaran : 
  • Peserta didik dapat menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta contoh terapannya dalam kegidupan sehari-hari dan industri.

     Osmosis adalah proses spontan perpindahan molekul pelarut dari larutan yang encer ke larutan yang lebih pekat melalui membran semipermeabel. Membran semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul-molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut (menahan zat terlarut).


Gambar. Proses tekanan osmosis pada larutan urea 10% dan 5%.

Tekanan osmotik suatu larutan adalah tekanan luar yang dikenakan pada larutan untuk menghentikan osmosis. Makin besar kosentrasi larutan maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Dua larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang tekanan osmotiknya lebih besar dibandingkan dengan larutan lain dinyatakan sebagai larutan yang hipertonik. Dan larutan yang tekanan osmotiknya lebih kecil dibanding dengan larutan lain dinyatakan sebagai hipotonik.

Di rumah sakit, larutan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah haruslah bersifat isotonik dengan sel-sel darah. Jika larutan infus itu hipertonik maka akan terjadi krenasi (air keluar dari sel darah) sehingga sel mengkerut dan rusak. Dan jika larutan infus itu hipotonik maka terjadilah hemolisis (air masuk ke sel darah) yang menyebabkan sel menggelembung dan pecah.

Menurut Van’t Hoff tekanan osmotik dirumuskan dengan:

Keterangan :

            Ï€  =  tekanan osmotik (atm)

            M = molaritas larutan → M =  x

            R = tetapan Reyberg = 0,082 L atm/K0mol

            T = suhu 0K

Contoh Soal

Sebanyak 3 gram urea (Mr = 60) dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 mL. Hitunglah tekanan osmotik larutan pada suhu 27 °C!

Jawab:

Ï€   = M . R . T  =  . R . T

     =  . 0,082 L atm mol-1 K-1 . 300K

= 0,1 . 0,082 . 300 atm = 2,46 atm


Kegiatan Mandiri:

·     Rancang dan lakukan suatu kegiatan untuk menunjukkan dan mempelajari pentingnya osmosis dalam kehidupan manusia.


Latihan 

1.   Suatu larutan nonelektrolit pada suhu 25 °C memiliki tekanan osmotik sebesar 0,246 atm. Berapakah kemolaran larutan tersebut?

2.   Sebanyak 10 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 mL pada suhu 25 °C. Ternyata larutan yang terjadi isotonik dengan larutan glukosa 0,04 mol/liter. Hitunglah massa molekul relatif zat tersebut!

3.   Bila tekanan osmotik darah manusia pada suhu 37°C adalah 7,7 atm, berapa gram glukosa C6H12O6 yang diperlukan untuk membuat 500 mL larutan yang isotonik dengan darah? (Ar C = 12, H = 1, O = 16)



Senin, 27 Juli 2020

HAKIKAT ILMU KIMIA

Juli 27, 2020 0 Comments
PENDAHULUAN 

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:

  • Memahami ilmu kimia dan peranannya
  • Memahami karakteristik ilmu kimia
  • Menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah untuk memahami fenomena kimia di sekitar
  • Menjelaskan materi dan klasifikasinya
  • Menggunakan peralatan di laboratorium secara tepat

ILMU KIMIA DAN PERANANNYA

Peta Konsep


Ilmu kimia adalah cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang struktur dan sifat materi (zat), perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi.Hakikat ilmu kimia adalah suatu benda dapat mengalami perubahan bentuk maupun susunan partikelnya menjadi bentuk lain sehingga dapat memengaruhi sifatnya.
Untuk lebih jelasnya, coba amati tayangan video berikut!



Ilmu kimia merupakan pusat dari ilmu pengetahuan, karena ilmu kimia dibutuhkan dalam mempelajari ilmu pengetahuan lainnya, misalnya biologi, fisika, geografi, kesehatan, kedokteran, geologi, dan bahkan bidang hukum juga membutuhkan ilmu kimia.
Berikut ini contoh peranan ilmu kimia terhadap bidang ilmu lain:
1. Kesehatan dan Kedokteran
– Pembuatan obat-obatan
– Pembuatan vaksin
– Pembuatan cairan infus
– Alat Rontgen
– Sterilisasi alat-alat kedokteran
2. Teknologi Pangan dan Pertanian
– Pembuatan pupuk
– Pembutan bibit unggul
– Pembuatan pestisida
– Penentuan tingkat keasaman tanah
– Penggunaan mikroorganisme/bakteri pada pengolahan makanan, misalnya    pada pembuatan kecap, tempe, roti, yoghurt
– Penggunaan zat aditif makanan misalnya pengawet, pewarna, penguat rasa
3. Energi dan Lingkungan
– Pengolahan minyak bumi
– Pembangkit listrik tenaga nuklir
– Pembuatan sel surya
– Pembuatan baterai
– Pengolahan limbah pabrik
4. Geologi
– Penentuan usia fossil
5. Hukum
– Tes DNA pelaku kejahatan
– Uji forensik

Metode Ilmiah

Penting bagi ilmuwan untuk memahami metode ilmiah yang baik dan benar. Gagasan yang mereka usulkan hanya bisa terjawab melalui metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut.
  1. Merumuskan masalah dengan cara fokus pada bahasan tertentu atau tema tertentu.
  2. Mengkaji teori atau penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk menghindari tumpang tindih penelitian. Artinya, jangan sampai penelitian yang dilakukan ternyata sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain.
  3. Mengajukan hipotesis bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan sementara berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
  4. Melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis.
  5. Mengumpulkan data.
  6. Mengolah dan menganalisis data-data hasil penelitian.
  7. Membuat kesimpulan.
  8. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah.  (Sumber: https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hakikat-ilmu-kimia-kimia-kelas-10/)
Manfaat Mempelajari Kimia

Jangan menganggap bahwa ilmu Kimia hanya digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan nilai di sekolah. Lebih dari itu, banyak manfaat yang bisa Quipperian dapatkan dengan mempelajari Kimia. Apa saja manfaatnya?
  1. Memahami alam beserta prosesnya, sebagai contoh saat bernapas oksigen akan masuk ke dalam tubuh. Di dalam tubuh, oksigen akan mengalami proses pembakaran agar dihasilkan energi.
  2. Memahami produk-produk yang berguna dalam kebutuhan sehari-hari, contohnya detergen, sabun, obat-obatan, dan sebagainya.
  3. Memahami berbagai jenis produk teknologi, contohnya pesawat terbang, mobil, kulkas, dan sebagainya.
  4. Memahami produk Kimia yang dapat menimbulkan masalah, contohnya DDT, CFC, unsur-unsur radioaktif, dan merkuri.
  5. Memahami bahan-bahan Kimia beracun, contohnya formalin.  (Sumber: https:// www.quipper. com/id/blog/mapel/kimia/hakikat-ilmu-kimia-kimia-kelas-10/)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Juli 27, 2020 0 Comments
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pertemuan ke-2
 Tujuan :

  1. Peserta didik dapat menjelaskan penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan tekanan uap.
  2. Peserta didik dapat menjelaskan penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada kenaikan titik didih. 
  3. Peserta didik dapat menjelaskan penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan titik beku. 
  4. Peserta didik dapat menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan.
  5. Peserta didik dapat menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan.
  6. Peserta didik dapat menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan.
I.    Sifat Koligatif Larutan
     Suatu larutan jika dibandingkan dengan pelarutnya dalam keadaan murni akan terjadi sifat-sifat berikut.
  1. Penurunan tekanan uap jenuh larutan akan makin besar jika fraksi mol dari zat terlarut makin besar.
  2. Kenaikan titik didih larutan akan makin besar apabila (kemolalan) dari zat terlarut makin besar.
  3. Penurunan titik beku larutan akan makin besar apabila kosentrasi (kemolalan) dari zat terlarut makin besar.
  4. Tekanan osmotik larutan akan makin besar, apabila kosentrasi (kemolalan) dari zat terlarut makin besar.

        Keempat sifat koligatif larutan tersebut tidak tergantung pada jenis zat yang terlarut. Sifat koligatif larutan
ini hanya dibatasi pada larutan ideal non-volatile (zat terlarut lebih sukar menguap daripada pelarut). Sifat ini
meliputi penurunan tekanan uap (∆P), kenaikan titik didih (∆Tb), penurunan titik beku (∆Tf) dan
tekanan osmotik (Ï€).

A.  Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
     Sifat koligatif hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut (kosentrasi larutan) dan tidak tergantung pada ukuran, jenis atau massa molekul zat terlarut. Untuk larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan kosentrasi larutan yang sama mempunyai jumlah partikel yang berbeda sehingga rumusan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit berbeda.
1.   Penurunan tekanan uap (∆P)
     Pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut. Ada beberapa zat yang mudah larut dalam air, misalnya: gula, urea, dan garam dapur. Jika salah satu zat tersebut dilarutkan dalam air, ternyata sifat larutan yang terjadi akan berbeda dari sifat pelarutnya.



Gelas yang hanya berisi pelarut akan menguap tanpa ada yang menghalangi. Akan tetapi pada  gelas berisi larutan,  molekul-molekul pelarut yang berada di permukaan pada waktu menguap dihalang-halangi oleh molekul-molekul partikel terlarut atau ditarik ke bawah. Akibatnya molekul-molekul pelarut sukar menguap.
Semakin mudah molekul pelarut menguap maka tekanan uapnya makin besar. Jadi jika tekanan uap jenuh pelarut murni pada suhu 200C sebesar 17,54 mmHg, maka tekanan uap larutan  akan lebih rendah dari tekanan uap jenuh  pelarut.
Jadi adanya zat terlarut mengakibatkan tekanan uapnya akan turun.
Menurut Hukum Raoult:
  1. Penurunan tekanan uap jenuh tidak tergantung pada jenis zat yang dilarutkan, tetapi hanya tergantung pada jumlah mol zat yang terlarut.
  2. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut.

Menurut Raoult dirumuskan sebagai berikut.

∆P = P0 . XB

 P = P0 . XA
 

                                

   ∆P = P0 - P
 
            dimana
                
Keterangan:
∆P      =   penurunan tekanan uap
P        =   tekanan uap jenuh larutan
P0       =   tekanan uap jenuh pelarut
XA      =   fraksi mol zat pelarut
XB      =   fraksi mol zat terlarut

Contoh Soal
Sebanyak 648 gram sukrosa C12H22O11 dilarutkan dalam 1 kg air (Ar C = 12, H = 1, O = 16). Hitunglah:
a.    tekanan uap larutan (P);
b.   penurunan tekanan uap (∆P), bila tekanan uap jenuh air adalah 31,82 mmHg!
Jawab:
Latihan 1.2
1.   Pada suhu tertentu tekanan uap jenuh air adalah 30 mmHg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan urea 10% pada suhu tersebut? (Mr urea = 60)
2. Tekanan uap air murni pada suhu 30°C adalah 31,82 mmHg. Hitunglah tekanan uap larutan glukosa 2 m dalam air pada suhu 30°C!
3. Larutan yang mengandung 18% massa X dalam air pada suhu tertentu 743,68 mmHg. Bila tekanan uap jenuh air pada suhu tersebut adalah 760 mmHg, berapakah massa molekul relatif zat X tersebut?
4. Sebanyak 100 gram sukrosa C12H22O11 dilarutkan dalam 500 gram air pada suhu 25°C (Ar C = 12, H = 1, O = 16). Bila tekanan uap jenuh air pada suhu 25°C adalah 23,76 mmHg, hitunglah:
a. penurunan tekanan uap larutan
b. tekanan uap larutan!

5. Pada suhu tertentu tekanan uap jenuh air adalah 102 mmHg. Berapa massa urea (Mr = 60) yang harus dilarutkan dalam 90 gram air agar tekanan uap larutannya 100 mmHg?

2.   Kenaikan Titik Didih (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku (∆Tf)

  Pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 1 atm atau 760 mmHg (tekanan udara pada permukaan laut) dan titik didih pada tekanan udara luar 760 mmHg disebut tititk didih normal.
  Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar. Itulah sebabnya titik didih air di gunung berbeda dengan di pantai karena tekanan udara luar berbeda.
  Dengan adany zat terlarut mengakibatkan tekanan uap suatu cairan mengalami penurunan sehingga membawa konsekuensi bagi titik beku dan titik didih cairan tersebut.
Hal ini dapat kita lihat pada diagram PT di bawah ini.




 
Pada larutan encer, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku berbanding lurus dengan konsentrasi molal larutan.
Tb Kb dan ∆ T= m x Kf
Keterangan : ∆Tb = kenaikan titik didih
           m = molalitas
         Kb = kenaikan titik didih molal pelarut
        ∆Tf = penurunan titik beku
         Kf = penurunan titik beku molal pelarut
Contoh Soal
Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan 3 gram urea CO(NH2)2 dalam 100 gram air. (Kb air= 0,52°C/m, Kf air =
1,86 °C/m Ar C = 12, O = 16,  N = 14, H = 1). Tentukan:
a. titik didih larutan,
b. titik beku larutan!


Latihan 1.3
1.   Sebanyak 72 gram glukosa C6H12O6 dilarutkan dalam 2 kg air. Diketahui Kb air = 0,52 °C/m. Kf air = 1,86 °C/m. (Ar C = 12, H = 1, O = 16) Tentukan:
a. titik didih larutan,
b. titik beku larutan!
2.   Diketahui titik didih larutan urea 0,5 molal adalah 100,26 °C. Berapakah titik didih dari:
a. larutan urea 1 m,
b. larutan sukrosa 0,2 m?
3.   Sebanyak 6 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam 200 gram air (Kf = 1,86) membeku pada suhu -0,93 °C. Berapakah massa molekul relatif zat tersebut?
4.   Hitunglah titik beku suatu larutan yang mengandung 20 gram kloroform CHCl3 (Mr = 119) dalam 500 gram benzena (Kf = 4,9 °C/m), bila titik beku benzena 5,5 °C!
5. Suatu larutan mendidih pada suhu 101,04 °C (Kb air = 0,52 °C/m dan Kf air = 1,86 °C/m). Hitunglah:
a. konsentrasi molal larutan,
b. titik beku larutan!

Sekarang waktunya kalian untuk melatih kemampuan kalian dalam memahami materi pelajaran. Kalian siap? Ayo kerjakan langsung soal berikut ini!
Dengan Kode Game :9770173